Langsung ke konten utama

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark.

Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat.

Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curug cigentis takut kesorean. Jadinya, daripada nggak jadi pergi mendingan pergi aja tapi mengubah tujuan. Dan tujuan utama kami memang Kampung Turis ini.


Berangkat dari rumah (Cibitung) pukul 12.30 wib dan sampai di sana pukul 15.00 wib. Nggak terlalu macet, tapi emang jalannya sempit jadi kadang kalau papasan sama mobil lain harus sedikit lambat jalannya.

Sampai di Kampung Turis,  kelihatan orang-orang udah siap mau pulang tapi kami malah baru datang. Ada untungnya juga, karena suasananya jadi sepi. Kampung Turis ini udaranya lumayan sejuk. Kalau kata pangeran abal-abal yang udah penah datang, kalau hujan udaranya dingiiin. Tapi pas saya ke sana udaranya hanya sampai batas sejuk saja. Padahal pengen banget ngerasain hawa dingin kayak di puncak gitu.

Masuk ke area ini nggak pelu bayar, kecuali kalau makan, menginap, berenang, atau main di arena bermain anaknaya. Dan ternyata...di kampung Turis ini ada area futsalnya juga. Lumayan tuh, kalau menginap bareng bisa main futsal juga.

Arena bermain anak-anak sebenernya lengkap, maksudnya lumayan banyak tapi nggak semua beroperasi (((beroperasi??)).


Perahu bebek

Semacam perahu kayuh berbentuk bebek. Lokasi ngambangnya ada di depan penginapan, yang di buat kayak semacam danau gitu. Beli tiket sekali bisa naik sepuasnya, tergantung dari kekuatan masing-masing untuk mengayuh. Karena kalau nggak dikayuh pasti berhenti. Dan kalau berhenti jadi nggak seru, berasa kayak mau tenggelam di danau:D

Taman kelinci

Taman kelinci sama dengan kayak kandang kelinci. Kelincinya lumayan banyak. Bisa liat sepuasnya sambil ayunan atau main jungkitan. Lari-larian juga bisa banget karena tempatnya luas.

Trampolin

Pas ke sana trompolinnya rusak jadi nggak naik

Gajah terbang

Kayak semacam kereta kuda begitu yang jalannya muter-muter. Tapi pas kami ke sana nggak aktif karena mesinnya rusak.

Flying foks

Kakak waktu itu main juga. Jarak dari tempat meluncur lumayan jauh. Cuma sayangnya, lokasi yang dilewati hanya tanah lapang gitu. Coba kalau fliying foks di bawahnya ada sawah-sawah, pasti makin seru.


Ada juga ATV, tapi kami memutuskan untuk tidak naik. Lha wong arenanya cuma tanah lapang luas gitu. Luas sih luas, tapi nggak seru lumpurnya kurang banyak (alesan, padahal saya takut naik) dan masih banyak lagi permainan yang bisa dilakukan.


Shasha sama shabir bisa main lari-larian sepuasnya di sini, karena memang disediakan tanah lapang yang luas buat bermain anak. Malah di tanah lapangnya itu banyak beterbangan capung. Tapi ya harus rela kotor, secara tanah lapangnya benar-benar basah jadi tanahnya pada nempel di sandal. Ditambah lagi kalau pas abis hujan, makin becek tanahnya.



Area futsalnya kami nggak masuk, karena emang gak niat mau futsal. Ditambah lagi jarak dari tempat bermain anak lumayan jauh *alesan.

Di kampung turis ini ada kolam renang yang nggak terlalu dalam. Tempatnya juga luas. ada aneka permainan anak juga di dekat kolam. tapi kemarin itu nggak bisa berenang karena hari mulai malam dan gelap. takut hujan jalannya sempit, jadinya kami buru-buru pulang.

O, iya...di sini penginapannya menghadap danau di perahu bebek tadi. Pengen ngerasain menginap sebenernya, tapi berhubung besoknya hari senin jadi mungkin kapan-kapan aja :P. Penginapannya lumayan mahal cyyiiin...nggak ada yang 300rb semalam :D. Tapi bisa rombongan kok, menyewa villa yang lebih besar jatuhnya lebih murah.



Berhubung perut udah mulai lapar minta diisi dan kayaknya udaranya mendukung sekali buat jajan jadinya kamipun memutuskan untuk makan segera. Ditambah lagi kalau ngeliat tempat makannya di atas air plus dikelilingi padi yang menghijau. Hmmm...jadi nggak sabar.

Dan ternyata...di dalam air itu ada ikannya gede-gede. Jadi sambil menunggu makanan siap kami bisa ngasih makan ikan dulu. Anak-anak jadinya nggak bete nungguin.



Nggak terlalu lama makanan akhirnya siap. Menu yang selalu dicoba tiap makan di luar, Sop buntut.



Kalau untuk lidah saya, sop ini cocok banget. Selain dagingnya empuk, kuahnya juga tidak terlalu berlemak. Ada lagi yang enak di sini, tempe balut tepungnya. Dimakan sama kangkung balacan cocok banget.

Kakak minta udang goreng tepung dan minum jus buah. Udang gorengnya agak keras. Kalau kata kakak lebih enakan udang goreng bunda. hahaha... Tapi saya seneng banget karena nggak berasa micinnya. Hampir semua makanannya gurih tapi nggak berasa micin. Saya sensi banget lho, sama makanan bermicin. Kalau selesai makan kepala jadi pusing.

Gimana...nikmat kan?

2 porsi sop, kangkung balacan, 2 buah kelapa, 2 buah jus, 1 porsi tempe balut tepung, 1porsi udang goreng tepung, lalapan, sambal, nasi, 1 teko teh gratis, cukup membayar 180 rb saja. Mahal nggak ya...? Kalau menurutku nggak mahal, karena porsinya gede jadi bisa rame-rame.

Selesai makan, leyeh-leyeh sebentar trus pulang...:)

Komentar

  1. rasanya maknyus tuh kayaknya ya mak...
    emang jabar itu surga wisata..

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggak cuma di jabar mak, indonesia itu bener2 kaya...kalau mau mblusuk2 pasti dapet tempat yang kece kayak gini:)

      Hapus
  2. deket juga yah, baiklah kapan kapan dicoba

    BalasHapus
  3. Asyik asyik,,selalu suka dengan wisata alam, apalagi yang murmer,,hee, itu perkampungannya memang daerah gunung atau dataran biasa kah ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau gunung sih belum nyampai ya pak, tapi di sebelah kampung turis itu emang kayak hutan, pohonnya gede2 tapi nggak nanjak

      Hapus
  4. Asyik asyik,,selalu suka dengan wisata alam, apalagi yang murmer,,hee, itu perkampungannya memang daerah gunung atau dataran biasa kah ?

    BalasHapus
  5. walahhh tiap hari lihat reklame "kampung turis" baru tahu kalau tempatnya di Karawang. hahahha. slaah kenal mba..saya tinggal di jababeka

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga mbak...wah deket ya, jababeka:). kampung turis ini emang banyak banget reklame nya, makanya saya penasaran pengen nyoba:)

      Hapus
  6. Wah asyik banget tuh mbak ikan dikolamnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ikannya gede2 :) trimakasih udah berkunjung.

      Hapus
  7. Aku kira kampung turis ada turisnya mak..hehe

    BalasHapus
  8. Sop buntut kayak nya enak buat makan siang besok

    BalasHapus
  9. Wihh kampungnya keren. Bisa buat ngapain aja plus rekreasi. ;D

    BalasHapus
  10. wah bisa dicoba nih deket dari kantor.. btw klo nginep bagus gak tempatnya mba? smpai berapa ya cost nya?

    BalasHapus
  11. Hihiiii kirain kampung yang banyak bulenya

    BalasHapus
  12. Dik Sulis Sha, kalau dari tol Cikampek, keluar kerawang barat or timur ? Rambu-rambunya cukup jelas kah ?
    Makasih.

    BalasHapus
  13. Reviewnya membantu banget, kebetulan pingin kesana. Penasaran namanya unik banget kampung turis

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Puncak Picacho Aguascalientes

Aguascalientes dari atas picacho Hari ini, aku buka-buka lagi foto lama. Trus nemu beberapa foto lama saat kami naik ke puncak Picachu, Aguascalientes. Seingatku, itu perjalanan hiking pertama kali di sini.  Sebelumnya, kami nggak berani. Karena kalau dilihat dari jauh, rasanya jauh banget. Dan tentu saja udaranya begitu panas dan kering. Tapi karena penasaran akhirnya kami mencoba pergi ke sana. Kami pergi ke sana tepat di tanggal 1 Januari 2022. Berangkat dari rumah sekitar pukul 11 siang. Berangkat udah mulai panas banget. Dekat sih, dari rumah. Tapi tetap aja, kalau siang panasnya nyengat banget.  Sampai di sana, suasananya sepi banget. Orang-orang udah pada turun. Banyak juga yang udah mulai nongkrong di warung-warung di bawah. Saat itu, kami deg-degan banget karena baru pertama kali naik gunung. Kanan kiri rumput-rumput kering, yang konon katanya banyak ular deriknya.  Tapi waktu itu kami belum tahu, jadi kami ikut salah satu orang jalan melewati rumput-rumput itu alias jalan pin